Feeds RSS

Jumat, 01 Oktober 2010

Jumat Kelabuuu

Hari ini, Jumat 1 Oktober bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila. Namun, diriku tak sesakti dan sekuat pancasila yang tetap tegar bertahan lama hingga saat ini.

Seperti biasa, Jumat ini aku disibukkan dengan les sepulang sekolah. Ketika les, entah kenapa pelajaran yang sedang diajarkan tak kuhiraukan sama sekali. Aku tahu, pelajaran itu termasuk susah dan perlu konsentrasi ekstra, YA..itulah Matematika.

Beberapa kali handphone bergetar tanda pesan masuk, tetapi tak muncul namanya di dalam pesan itu. Kecewa dan sedikit berharap untuk dihubungi olehnya, tapi semua itu nihil adanya. Akhirnya ku ambil selembar kertas dan menuangkan apa yang berkecamuk di hati dan otakku dalam bentuk coretan tak jelas. Mungkin tak ada yang mengerti coretan apa yang ku buat, kecuali aku dan teman sebangku ku saja yang dapat memahami arti coretan itu.

Sepulang les, menyusuri jalan yang membosankan, jalan yang ku tempuh tiap hari. Pada saat itu, konsentrasiku bukan pada jalan yang kulalui, namun justru dia lah yang ada di otakku. Sambil mengendarai kendaraanku, aku juga memikirkan masa-masa ketika dia masih sebagai sesosok teman. Teman? Mungkin lebih tepatnya adik kelas yang lebih tua dariku. Ibarat “sambil menyelam minum air” tetapi artinya ‘sambil nyetir,mikir-mikir’. Betapa ramahnya dan koya nya banyolan-banyolan yang ia lontarkan yang dapat membuatku tersenyum bahkan tertawa. Tapi kini, semenjak hari senin (27/10)lalu, dia tak seperti biasanya. Aku tak tau apa yang ia maksud dan aku tak mengerti apa yang sedang disibukkan bahkan tak mengerti pula apa yang dirasakan. Mungkin kalian berfikir, pacar macam apa aku ini? Ku tak bosan-bosannya menanyakan kondisi ataupun sekedar bertanya “lagi ngapain” kepadanya. Tapi, hanya jawaban-jawaban singkat dan tak memuaskan yang ku terima. Ku berusaha untuk dapat meringankan apa yang ia hadapi dan tetap memberi perhatian kelak aku juga diperhatikan lebih dari seorang teman. Jika dia kurang terbuka, bagaimana aku bisa mengerti keaadaannya ?

2 bulan sudah ku lewati, tapi tak ada yang berkesan. Pergi hanya untuk sekedar main saja, baru sekali. Ngobrol berdua jarang, ketemu langsung juga jarang, akhir-akhir ini sms pun jarang, telpon sekali (itupun karena permintaanku). Sebuah tanda tanya yang selalu ingin ku tanyakan, sebenernya gimana sih dia ketika sama pacar-pacar yang dulu ?

Hari jumat ini, aku tak menemuinya dan sebaliknya dia pun juga tak menemuiku untuk sekedar ngobrol ataupun berpamitan pulang, tapi aku hanya melihatnya dari jauh. Betapa cueknya dia akhir-akhir ini. Ketika ngobrol pun, lagi-lagi aku yang harus memulainya, tak ada inisiatif darinya untuk menanyakannya terlebih dulu atau hal-hal yang dapat menunjukkan kepeduliannya kepadaku. Tak ada perhatian yang ada untukku. Parahnya lagi, apa dia masih mengaggapku sebagai pacar ? Maaf sebelumnya, aku tak tahu ini hanya perasaanku saja atau memang benar adanya. Aku hanya bisa berbagi cerita dengan teman-teman dekatku, justru mereka lah yang lebih peduli terhadapku. Jika dia masih ada rasa terhadapku, kenapa tak ada usaha yang ia lakukan ? Dan dia masih memikirkan kesibukannya, daripada memikirkanku. Menurutku, ego nya lah yang masih menutupi pikirannya, sehingga ia jarang memikirkan kepentingan ataupun kondisi disekitarnya. Sepatutnya, sebagai makhluk sosial kita harus dapat berbagi terhadap sesama dan dengan saling bantu membantu lah kita dapat menjadi manusia yang berguna, bukanlah egois semata yang dapat menutupi pikiran jernih kita.

Ku lelah dengan semua ini, tak ada hikmah yang dapat ku ambil. Hanya bersabar dan bersabar serta menunggu dan menunggu. Tapi kesabaran juga ada batasnya. Saat itu, dia juga meminta maaf dan memintaku tuk dapat menenangkan dirinya yang sedang kacau. Aku makin bimbang, keputusan apa yang harus ku buat. Oke, mungkin ku akan beri dia waktu untuk dapat berubah seperti dulu, tapi jika dalam waktu itu dia tak bisa memanfaatkannya yaaaa apa boleh buat.. entah apa yang akan kuputuskan selanjutnya :D

0 komentar:

Posting Komentar